Masih ingat kisah Nabi Adam dan Hawa ketika diusir oleh Allah keluar dari Surga? Siapa penyebabnya? Iblis laknatullah! Jangankan di dunia, di surga iblis masih kuasa membujuk manusia melakukan maksiat,apalagi di dunia yang hingar bingar dengan dosa ini. Ketika Allah meminta Iblis untuk sujud kepada Nabi Adam, ia membangkang, tidak mau tunduk pada perintah Allah. Dan ia telah berjanji selama tenggang waktu yang diberikan Allah sampai sebelum kiamat ia akan terus menggoda manusia untuk menjadi sekutunya, seolah ia berada dalam aliran darah kita.
Kini.. di kehidupan dunia, kita banyak menjumpai manusia-manusia yang membangkang pada perintah Allah, pada Sunnah Nabi SAW, pada Al-Quran, kiranya kita sebagai manusia yang diberi kelebihan akal dapat mengoreksi diri, sejauh mana kita taat atau membangkang pada Allah. Identik dengan ibliskah kita? Yang tidak mau tunduk pada perintahNya? Jika tidak.. mari sama-sama membenahi diri, lebih banyak beramal sholeh, menjauhi laranganNya supaya kita tidak menjadi iblis berwajah manusia.
Sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk yang jelas bagi manusia yang mau berpikir, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.Tapi sayang ayat-ayat cinta yang diturunkan oleh Allah kepada manusia seringkali tidak dapat menembus hati dan pikiran manusia yang jelas-jelas derajatnya diletakkan paling tinggi oleh Allah di antara semua makhluk di dunia. Hati dan pikiran tertutup,terkuasai oleh nafsu,yang merupakan senjata utama & panah beracun yang dasyat milik iblis laknatullah.
Allah SWT menurunkan Al-quran bukan untuk mengatur urusan aqidah dan ibadah saja, sehingga menjadi kitab ketuhanan. Al-Quran tidak hanya menjelaskan persoalan keutamaan budi pekerti dan akhlak sehingga disebut kitab etika. Al-Quran juga bukan sekedar menjelaskan perundang-undangan sehingga disebut kitab undang-undang. Tetapi Al-quran adalah kitab yang menghimpun dan mengungguli semuanya dengan struktur bahasa dan rangkaian yang indah.
“ Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” [An-Nahl 89]
Al-Quran tidak hanya menyentuh akal dan hati,tetapi seluruh sisi kehidupan manusia. Prof.Mahmud Abbas Al Aqqad berkata “Islam tidak hanya berbicara kepada hati dan nurani tetapi juga berdialog dengan akal. Akal merupakan sarana bagi hati untuk mencapai hakekat. Pemikiran adalah salah satu gerbang hidayah yang mewujudkan keimanan.” Allah berfirman “Demikianlah Allah menjadikanmu ayat-ayat agar kamu berpikir” [Al-Baqarah: 219].
Al-Quran akan membimbing manusia menuju kebahagian dunia & akherat,tinggal kita mau berpikir tidak?
Sebenarnya, Al-Quran itu milik siapa? Milik umat muslim tapi umat muslim sendiri jarang mau menyentuhnya, membacanya, apalagi mengamalkannya. Jadi jangan salahkan Allah jika kehidupan kita tidak bahagia, porak poranda, semu, manis dilihat orang tapi menyimpan bara di dalam yang setiap saat bisa meledak.
Mari kembali pada Al-Quran.. memperbaiki seluruh aspek kehidupan kita, sedikit demi sedikit diselaraskan sesuai kaidah-kaidah yang ada dalam Al-Quran dijamin kehidupan kita akan tenang, keluarga sakinah mawadah wa rahman. Bukan saya atau alim ulama atau para Nabi yang menjaminnya, akan tetapi Allah sendiri. Seperti firman Allah:” Dan perbuatlah kebaikan agar kalian bahagia.” [Al-Hajj:77]
Kini.. di kehidupan dunia, kita banyak menjumpai manusia-manusia yang membangkang pada perintah Allah, pada Sunnah Nabi SAW, pada Al-Quran, kiranya kita sebagai manusia yang diberi kelebihan akal dapat mengoreksi diri, sejauh mana kita taat atau membangkang pada Allah. Identik dengan ibliskah kita? Yang tidak mau tunduk pada perintahNya? Jika tidak.. mari sama-sama membenahi diri, lebih banyak beramal sholeh, menjauhi laranganNya supaya kita tidak menjadi iblis berwajah manusia.
Sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk yang jelas bagi manusia yang mau berpikir, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.Tapi sayang ayat-ayat cinta yang diturunkan oleh Allah kepada manusia seringkali tidak dapat menembus hati dan pikiran manusia yang jelas-jelas derajatnya diletakkan paling tinggi oleh Allah di antara semua makhluk di dunia. Hati dan pikiran tertutup,terkuasai oleh nafsu,yang merupakan senjata utama & panah beracun yang dasyat milik iblis laknatullah.
Allah SWT menurunkan Al-quran bukan untuk mengatur urusan aqidah dan ibadah saja, sehingga menjadi kitab ketuhanan. Al-Quran tidak hanya menjelaskan persoalan keutamaan budi pekerti dan akhlak sehingga disebut kitab etika. Al-Quran juga bukan sekedar menjelaskan perundang-undangan sehingga disebut kitab undang-undang. Tetapi Al-quran adalah kitab yang menghimpun dan mengungguli semuanya dengan struktur bahasa dan rangkaian yang indah.
“ Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” [An-Nahl 89]
Al-Quran tidak hanya menyentuh akal dan hati,tetapi seluruh sisi kehidupan manusia. Prof.Mahmud Abbas Al Aqqad berkata “Islam tidak hanya berbicara kepada hati dan nurani tetapi juga berdialog dengan akal. Akal merupakan sarana bagi hati untuk mencapai hakekat. Pemikiran adalah salah satu gerbang hidayah yang mewujudkan keimanan.” Allah berfirman “Demikianlah Allah menjadikanmu ayat-ayat agar kamu berpikir” [Al-Baqarah: 219].
Al-Quran akan membimbing manusia menuju kebahagian dunia & akherat,tinggal kita mau berpikir tidak?
Sebenarnya, Al-Quran itu milik siapa? Milik umat muslim tapi umat muslim sendiri jarang mau menyentuhnya, membacanya, apalagi mengamalkannya. Jadi jangan salahkan Allah jika kehidupan kita tidak bahagia, porak poranda, semu, manis dilihat orang tapi menyimpan bara di dalam yang setiap saat bisa meledak.
Mari kembali pada Al-Quran.. memperbaiki seluruh aspek kehidupan kita, sedikit demi sedikit diselaraskan sesuai kaidah-kaidah yang ada dalam Al-Quran dijamin kehidupan kita akan tenang, keluarga sakinah mawadah wa rahman. Bukan saya atau alim ulama atau para Nabi yang menjaminnya, akan tetapi Allah sendiri. Seperti firman Allah:” Dan perbuatlah kebaikan agar kalian bahagia.” [Al-Hajj:77]
No comments:
Post a Comment